Lima bulan sudah guru-guru non PNS gigit jari mulai bulan Januari, Februari, Maret, April, hingga Mei. Sepeser-pun tunjangan yang biasa dicairkan pemerintah tak kunjung datang ke rekening-rekening guru . Rekening yang awalnya lumayan banyak untuk ukuran guru non PNS, lambat laun mulai mengempis karena terus menerus diambil oleh pihak bank, sebagai konsekuensi bila seseorang menabung di Bank.
Tunjangan-tunjangan yang belum cair antara lain ; Tunjangan Daerah (lebih dikenal Honor Daerah), Tunjangan Fungsional, Tunjangan Profesi, hingga dana BOS-pun belum dapat dicairkan. Entah apa permasalahan yang dihadapi pemerintah sampai saat ini tunjangan-tunjangan tersebut belum dapat dinikmati oleh guru. Imbasnya adalah guru-guru yang terlanjur mengharapkan ada tambahan anggaran dari pemerintah kebingungan untuk menutupi biaya hidup yang semakin mahal.
Seorang PNS yang digaji rutin tiap bulan dan dengan gaji yang lumayan banyak, tentu tidak mengalami kendala. Berbeda dengan guru non PNS, dana tunjangan yang biasa diterima perbulan atau pertriwulan teramat besar manfaatnya. selain untuk biaya harian, biaya pendidikan anak, juga untuk biaya operasional sehari-hari menjalankan tugas mengajar, baik untuk transport (bensin) atau juga untuk uang makan.Terlebih bila seorang guru hanya beraktivitas di satu sekolah saja,
tidak bekerja di tempat atau sekolah lain. Maka, baginya
tunjangan-tunjangan tersebut teramat berharga untuk menyambung hidup.
Seharusnya pemerintah lebih sigap dan tanggap terhadap hal-hal yang terjadi apabila tunjangan terlambat, pemerintah seharusnya cepat merespon jangan terlalu lama mendiamkan permasalahan lambatnya pencairan tunjangan. Karena, akibat yang harus ditanggung pemerintah apabila tidak sigap dan tanggap terhadap lambatnya pencairan tunjangan guru adalah, guru tidak akan dapat berangkat melaksanakan tugas karena tidak mampu membayar uang transport atau bensin, dan yang akan dirugikan adalah siswa yang tidak dapat mengenyam pendidikan hanya karena pemerintah tidak cepat merespon kebutuhan guru.
Pemerintah menginginkan pendidikan sukses, pemerintah butuh siswa yang mampu berprestasi, Siswa yang berprestasi adalah aset bangsa. Agar siswa berprestasi siswa harus belajar, untuk belajar siswa butuh guru, dan guru akan menjalankan tugas dan kewajibannya apabila kebutuhan hidupnya tercukupi, tidak mungkin guru fokus memberikan pendidikan, apabila dibenaknya terselip pemikiran bahwa keluarganya kelaparan dan butuh makan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar