thankyousmiley thankyousmiley thankyousmiley thankyousmiley thankyousmiley thankyousmiley thankyousmiley thankyousmiley thankyousmiley thankyousmiley thankyousmiley thankyousmiley
  • Jalan-jalan di Borobudur mengenal sejarah bangsa Indonesia masa lalu
  • Banten dan Makasar, sama-sama Hasanudin, bukti bahwa Indonesia satu
  • Menciptakan generasi untuk membangun bangsa, Menciptakan generasi berbudi dan berahlakul karimah
  • Langkah maju untuk generasi, Bersama berprestasi

Jumat, 24 Mei 2013

Menanti Tunjangan Yang Tak Pasti

Seorang guru non PNS hidup hanya mengandalkan gaji yang diperoleh dari dana BOS, dana tunjangan daerah (Honda) yang berkisar Rp. 300ribu perbulan, tunjangan fungsional yang kisarannya sama seperti tunjangan daerah (Honda), dan Untung-untung mendapatkan sertifikasi guru yang besarannya Rp. 1.425.000 perbulan (telah dipotong pajak). Sehingga dapat membantu tambahan keuangan rumah tangga. 
Namun, Apa jadinya bila dana-dana tersebut belum dicairkan. Maka, seperti halnya saat ini dikala orang tua lain sibuk mendaftarkan putra dan putrinya melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, pada saat bersamaan putra dan putri seorang guru non PNS yang juga lulus dari sekolah, tak mampu berangan-angan melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya karena orang tua mereka terganjal dengan keterbatasan dana yang dimiliki.
Ironis melihat keadaan ini, seorang guru yang dituntut untuk mampu menyalurkan ilmunya, memberikan layanan terbaik untuk generasi penerus bangsa, memberikan pengajaran dan pendidikan tanpa tanda jasa, memberikan nasehat agar putra-putri orang lain menjadi sosok anak yang patuh dan taat kepada orang tua, agama dan bangsa. Namun, rapuh dalam memberikan hal terbaik untuk keluarga dan putra-putrinya. Mereka tak mampu memberikan cita-cita yang terbaik untuk putra-putrinya hanya karena gaji mereka kecil dan belum dibayarkan oleh pemerintah.
Kementerian Agama Kota Cilegon sebelumnya telah menjanjikan akan mengusahakan untuk segera mencairkan dana yang urgen dibutuhkan guru. Namun setelah dua minggu berlalu, janji yang pernah diutarakan tersebut yakni tentang pencairan sertifikasi tahun 2013, pencairan tunjangan daerah (honda), dan pencairan dana BOS hingga berita ini diturunkan tak ada informasi secuil-pun yang bisa memberikan semangat kepada guru. Pencairan tunjangan yang sempat dijanjikan ternyata hanya sebatas ucapan yang belum terbukti, guru-guru terpaksa harus gigit jari dan menahan tangis untuk membahagiakan putra-putri tercintanya.
Semangat guru non PNS untuk terus berkiprah menyalurkan ilmu kepada anak didik dan membawa generasi masa depan ke kehidupan cemerlang, tak luntur hanya karena emosi diri dan tangisan hati untuk membahagiakan putra dan putrinya. Mereka akan terus berjuang memberikan yang terbaik untuk bangsa, meski mereka tahu bahwa mereka tak pernah diperhatikan di bangsa ini.

Tidak ada komentar: