thankyousmiley thankyousmiley thankyousmiley thankyousmiley thankyousmiley thankyousmiley thankyousmiley thankyousmiley thankyousmiley thankyousmiley thankyousmiley thankyousmiley
  • Jalan-jalan di Borobudur mengenal sejarah bangsa Indonesia masa lalu
  • Banten dan Makasar, sama-sama Hasanudin, bukti bahwa Indonesia satu
  • Menciptakan generasi untuk membangun bangsa, Menciptakan generasi berbudi dan berahlakul karimah
  • Langkah maju untuk generasi, Bersama berprestasi

Kamis, 06 September 2012

BANTUAN HONOR DAERAH (HONDA) KOTA CILEGON

Bantuan Honda (Honor Daerah) Kota Cilegon yang dialokasikan dari dana hibah, pada tahun 2012 ini semakin ketat dan lebih mempersempit kuota untuk masing-masing madrasah, meskipun jumlah guru di masing-masing madrasah lebih banyak dari batasan kuota. Diantara yang terkena imbasnya adalah MDTA Al-Jauharotunnaqiyyah Cibeber dan MDTA Al-Jauharotunnaqiyyah Jerang Barat dengan jumlah guru yang lebih dari 30 orang di dua MDTA ini masing-masing hanya mendapat kuota 20 orang guru. Padahal dari sekian guru yang mengabdi di kedua MDTA tersebut lebih didominasi guru-guru senior dan guru yang ekonominya menengah ke bawah.
Pemkot Cilegon sebelumnya melalui Kemenag Kota Cilegon menentukan seleksi penerima bantuan Honor Daerah yakni melalui batasan usia yang tidak boleh melebihi 60 tahun dan Jam Tugas Mengajar (JTM) tidak boleh kurang dari 24 JTM. Namun belakangan diperketat lagi hanya boleh mendaftarkan tidak lebih dari 70% dari jumlah guru yang aktif. Artinya bila dikalkulasi dari jumlah 1.878 guru madrasah yang aktif. maka, hanya sekitar 1.315 guru saja yang akan mendapatkan bantuan Honor Daerah Kota Cilegon selebihnya tidak memperoleh bantuan karena alasan usia, JTM-nya tidak terpenuhi atau tidak masuk karena jatah kuota terpenuhi. Padahal bila dihitung dari Anggaran Pemasukan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Cilegon yang ratusan miliar rupiah, bila diberikan untuk bantuan guru madrasah tentu tidak akan merugikan Pemkot Cilegon karena tidak meyerap banyak anggaran hanya 1 persen dari nilai APBD tahun 2012 atau hanya Rp. 6.760.800.000,- dengan masing-masing mendapat Rp. 300.000 per-orang. Disamping bantuan tersebut tidak besar juga suatu sikap politik Walikota Cilegon saat berkampanye yakni berjanji akan mensejahterakan guru madrasah di Kota Cilegon. tentu dari sikap atau janji tersebut seharusnya Walikota Cilegon sudah matang memikirkan hal-hal yang tidak terduga, dengan arti Walikota Cilegon harus selalu mengedepankan tanggung jawab atas janji-janjinya disaat berkampanye-nya.
Sementara menurut guru-guru MDTA Al-Jauharotunnaqiyyah Cibeber menggambarkan suatu sikap ketidak-mampuan Pemerintah Kota Cilegon dibawah naungan Walikota H. Iman Ariyadi untuk memperhatikan nasib guru. Masih menurut para guru tersebut yang enggan menyebutkan namanya satu-persatu bahwa H. Iman hanya memperhatikan guru disaat-saat tertentu saja, sewaktu pencalonan Walikota Cilegon periode lalu H. Iman telah berjanji akan memperhatikan nasib guru. Namun, berbeda setelah duduk sebagai Walikota Cilegon janji-janji tersebut ditelan semua ke dalam mulut, tidak pernah terbukti. bahkan menurut salah satu guru MDTA Al-Jauharotunnaqiyyah Cibeber yang ingin namanya dirahasiakan mengungkapkan "H. Iman itu hanya memikirkan orang tuanya saja yang ditahan KPK, seharusnya lebih fokus memperhatikan rakyat. Karena tanpa rakyat dia itu bukan siapa-siapa. dan guru adalah bagian dari rakyat yang harus diperhatikan!.". Ungkapnya dengan nada emosi.

Tidak ada komentar: