Pemerintah kembali berjanji
akan menuntaskan pengangkatan tenaga honorer menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Kali
ini, pemerintah berjanji men-deadline penuntasan pengangkatan April mendatang.
Janji ini diharapkan bisa meredam berbagai ancaman. Diantaranya boikot Ujian Nasional 2012.
Janji dari pemerintah tersebut
disampaikan Kementerian Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemen PAN-RB) saat diundang rapat
dengar pendapat di Komisi II DPR kemarin (13/2). “Ya benar, pemerintah siap
menyelesaikan persoalan RPP honorer paling lama April,” ujar Wakil Ketua Komisi
II DPR Ganjar Pranowo.
Dia berharap, pemerintah benar-benar
menepati janjinya ini. Sehingga, tidak menimbulkan polemik di kalangan tenaga
honorer. Dia mengakui jika selama ini pemerintah sering berjanji akan
menuntaskan persoalan honorer. Tetapi akhirnya meleset juga.
Janji mengangkat honorer sudah muncul
Agustus 2011 lalu. Saat itu, Kemen PAN-RB dan Badan Kepegawaian Negara (BKN)
kompak jika RPP pengangkatan honorer akan diteken Presiden SBY paling lambat
akhir tahun 2011. Nyatanya, hingga saat ini RPP tersebut tidak kunjung diteken.
Celakanya, hingga saat ini draf RPP itu masih nongkrong di Kemen PAN-RB. “DPR semua kompak. Persoalan honorer
harus dituntaskan segera,” tegas Ganjar.
Di tengah gelombang desakan
penuntasan urusan pengangkatan honorer ini, terungkap persoalan mendasar yang
menyebabkan pengesahan RPP pengangkatan honorer berlarut-larut. Persoalannya
adalah, Presiden SBY ingin persoalan verfikasi dan validasi honorer saat ini
benar-benar beres dulu. Presiden tidak ingin ada persoalan yang lebih pelik
setelah pengesahan RPP kelak.
Ketua Umum Forum Honorer Indonesia
(FHI) Nur Ainie usai mengikuti RDP dengan Komisi II menjelaskan, memang benar
saat ini muncul laporan kecurangan atau manipulasi update data tenaga honorer.
Baik kategori 1 (digaji APBN atau APBD), maupun kategori 2 (digaji non APBN
atau APBD).
Ainie menyebutkan beberapa daerah
yang masih menyisakan laporan kasus manipulasi tadi. Diantaranya di Brebes dan
Blora, Jawa Tengah. Kemudian di Kabupaten Empat Lawang, Sumatera Selatan, serta
di Lampung.
“Jika benar-benar serius,
pengangkatan honorer di daerah yang masih kasus tadi dilangkahi dulu,” pinta
Ainie. Namun, harapan tadi cukup kecil mengingat pemerintah dibawah komando
Presiden SBY cukup hati-hati sekali dalam mengambil kebijakan strategis.
Termasuk urusan penuntasan pengangkatan honorer menjadi CPNS. Meski demikian,
Ainie yang juga menjadi honorer Kategori 2 berharap janji
pemerintah yang kesekian kali ini bisa dipenuhi.
Menteri PAN-RB Azwar Abubakar dalam
RDP kali ini menjelaskan perkembangan pengesahan RPP pengangkatan honorer
dengan tenang. Azwar membenarkan jika hasil verifikasi dan validasi yang
akhirnya menetapkan 67 ribu honorer Kategori 2 ternyata
memunculkan indikasi rekayasa atau manipulasi.
“Kita masih terima laporan pengaduan
tentang pendataan tenaga honorer,” ujar Azwar. Laporan ini datang dari DPR,
DPRD, asosiasi tenaga honorer, sejumlah LSM, dan masyarakat perorangan.
Di tengah tekanan pengangkatan
honorer yang kuat dan indikasi manipulasi ini, akhirnya
Kemen PAN-RB membawa nasib RPP pengangkatan honorer ke rapat yang dipimpin
Wakil Presiden Boediono. Tepatnya pada Selasa,7 Februari 20120 lalu.
Sehari kemudian, Kemen PAN-RB
menindaklanjuti hasil dari rapat ini. “Pada intinya perlu dilakukan verifikasi
dan validasi ulang,” ujar dia. Upaya ini digarap bareng antara Kemen PAN-RB,
BKN, dan Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP). Azwar optimis target
pengesahan RPP bisa tuntas sesuai tenggat waktu yang sudah ditetapkan. April
depan.
Harapanpun
datang dari tenaga honorer yang berada di madrasah-madrasah mereka mengharapkan
pemerintah tidak sebelah mata pada saat pengangkatan CPNS mendatang. Mereka berharap
ada keadilan yang sama untuk mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar